Guru SMA Negeri 1 ABAD Memang Hebat

(Oleh:Gusti Omkang Hingmane,S.Pd.,Gr, alumnus FKIP Bahasa Inggris, UNDANA)

Kalau anda membaca judul di atas, tentu banyak pertanyaan akan muncul di benak anda. Pertanyaannya pasti bernada pesimis. Lebih kurang pertanyaannya seperti ini, memang apanya yang hebat di SMAN 1 ABAD (Alor Barat Daya)? Apakah guru-gurunya tamatan dari luar negeri? Peserta didiknya brutal ko dibilang hebat? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Dan itu, saya yakin semua orang di pelosok Kabupaten Alor pun sudah atau akan bernada seperti pertanyaan-pertanyaan di atas kalau sudah pernah pergi ke sekolah ini.

Kata hebat di atas, bukan saya kaitkan dengan intelektualitas. Kalau  kita berbicara tentang intelektualitas, pasti kita semua akan bernada bahwa hal itu relative. Ya, tentu relative! Saya pun mengakui itu. Tetapi, kata hebat di sini, saya lebih menekan pada keunikan guru-guru di SMAN 1 ABAD, khususnya dalam menghadapi fenomena di dalamnya. Bagaimana fenomenanya? Itulah akan saya uraikan dalam tulisan ini.

Keunikkan SMAN 1 ABAD

Pernahkah anda berkunjung ke SMAN 1 ABAD (Alor Barat Daya)? Jika ya, anda pun akan senafas dengan saya seperti sub judul dari tulisan ini, yakni uniknya SMAN 1 ABAD. Keunikan yang dimilikinya, antara lain, pertama, siswa-siswinya datang dari berbagai desa atau daerah. Dimana untuk membentuk mereka ke hal-hal yang positif, itu adalah suatu mimpi yang agak sulit. Mengapa? Karena semua orang tuanya peserta didik yang anaknya mengenyang ilmu di sekolah ini cuma mengharapkan sekolah (guru-guru) untuk mendidik anak mereka. Padahal, semua anak didik di mana saja berada, mereka lebih banyak waktu di rumah.   

 Kedua, sekolah kekurangan fasilitas. Sampai sekarang sekolah tidak mempunyai pagar (tembok) keliling sekolah; sekolah tidak mempunyai ruangan guru yang besar, jadi ada 2 ruangan, ruang guru PNS dan guru Non PNS; sekolah tidak mempunyai laboratorium computer dan bahasa sampai sekarang; perpustakaan pun sangat memprihatinkan; dan lab IPA pun sangat memprihatinkan.         

Kenapa hal yang di atas dikatakan unik? Lanjutan daripada itu, mengapa guru-guru di SMAN 1 ABAD dikatakan memang hebat? kedua pertanyaan itu, kurang lebih jawabannya seperti ini. Pertama, dikatakan unik karena hal yang tidak dimiliki oleh SMAN 1 ABAD dimiliki oleh sekolah lain. Katakanlah SMAN 1 Kalabahi. Apa yang dimiliki sekolah tersebut, tidak dimiliki oleh SMAN 1 ABAD. Sebagai contoh: laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan, pagar (tembok) keliling sekolah, dan mempunyai guru lengkap.

Kedua, karena kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh SMAN 1 ABAD, maka semua guru yang ada di sekolah ini pun harus bekerja ekstra. Menciptakan berbagai cara untuk bagaimana memanusiakankan peserta didiknya agar betul-betul manusiawi. Dalam pada itu, para idealist selalu terbentur dengan karakter peaserta didik yang ada di sekolah ini. Bahkan, untuk menggapai hal tersebut, idealisme guru-guru pun dianggap tidak penting sama sekali. Dan yang paling disayangkan lagi, kami—para guru yang mengajar di sekolah ini— kadang-kadang dicaci maki dengan bahasa-bahasa yang tidak harus dikeluarkan. Kata-kata atau perbuatan  ancaman pun pernah terjadi. Ancaman itu bisa datang dari mana saja.

Selain itu, satu masalah yang sangat krusial adalah, tidak lengkapnya guru mata pelajaran. Coba kita bayangkan, guru Biologi mengajar Matematika, Komputer; guru Penjaskes mengajar Sejarah; guru bahasa Indonesia mengajar Keterampilan; guru Ekonomi mengajar Komputer. Ini fenomena yang menghiasi sekolah ini. Bukannya meragukan, tetapi mengajar yang bukan bidangnya, apa jadinya. Coba anda bayangkan!

Banyak guru yang takut kalau mengajar di sekolah ini. Takut karena anak-anaknya brutal, sulit diatur, suka berbahasa kotor, dan lain-lain. Jadi seperti apapun idealisme yang dimiliki, pasti kata berupa keluhan ada dalam diri kita. Itulah mengapa, saya memberikan judul tulisan Guru SMAN 1 ABAD Memang Hebat.

Dari sini, ada suatu catatan untuk para petinggi di Kabupaten Alor maupun Propinsi NTT agar fenomena yang ada di atas segera diatasi. Karena tidak akan mungkin Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan sama seperti yang diidealkan. Merdeka!