Indonesia Vs Korsel, Coach STY Dilematik?*

Pelatih tim nasional Indonesia U-23, Shin Tae Yong (STY) mengakui perasaannya berat karena harus menghadapi negaranya sendiri. Tim Garuda Muda akan bertanding dengan Korea Selatan (Korsel) di perempatan final Piala Asia U-23 2024 (https://radarsukabumi.com/25/4/2024. Menurutnya, ini adalah pengalaman pertamanya untuk bermain melawan negaranya sendiri. Sejujurnya ini sulit baginya (https://sumbar.antaranews.com/25/4/2024).  Pertandingan ini adalah salah satu arena di mana profesionalisme dan nasionalisme berbenturan. Pertempuran yang sangat dilematis ketika lawan negara sendiri. Memang betul, seorang STY diperhadapkan antara nasinalisme dan profesionalisme.

Ketika membaca https://bola.kompas.com/24/4/2024, saya yakin profesionalisme seorang STY. Seorang STY pasti sangat melibatkan sikap yang berorientasi pada tugas, etika, dan integritas. Seorang STY, yang profesional akan memastikan bahwa setiap pemain akan bermain dengan baik sesuai arahannya. Seorang coach STY akan memastikan bahwa tim yang dipimpin telah mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik maupun mental, untuk menghadapi Korea Selatan.

Dalam konteks pertandingan bola kaki antarnegara ini, profesionalisme STY mampu untuk mengelola tekanan dan emosi yang tinggi, baik yang datang dari negara timnya ataupun negaranya bahkan dirinya sendiri atau keluarganya. Seorang STY, yang profesional akan tetap tenang dan berfokus pada tugasnya, meskipun dihadapkan pada situasi rumit, dimana ada pertentangan pada dirinya sendiri, nasionalismenya, bahkan kebangsaannya. Saya yakin, STY akan memastikan bahwa keputusan yang dibuat, didasarkan pada logika dan keadilan, bukan emosi atau preferensi pribadi.

Namun, di samping profesionalisme, nasionalisme juga memainkan peran penting dalam kepemimpinan seorang pelatih sepak bola ketika lawan negara sendiri. Nasionalisme adalah rasa cinta dan kebanggaan terhadap negara, budaya, dan identitas nasional. Dalam konteks pertandingan olahraga antarnegara, nasionalisme seringkali mendorong semangat juang yang kuat dan dorongan untuk memberikan yang terbaik bagi negara. Dan dalam benak saya, nasionalisme dalam tim persepakbolaan pun, saya pikir, STY sangat memperhatikannya. STY tidak akan membiarkan tim persepakbolaan yang telah ia bangun itu runtuh. Ia tidak mau ada kehancuran pada tim U-23 Indonesia.

Saya yakin, STY akan memimpin U-23 Indonesia untuk tetap lawan negara sendiri. Ia pasti mampu mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme ini dengan profesionalismenya. STY harus dapat menginspirasi timnya untuk berkompetisi dengan semangat nasionalisme yang tinggi, sambil tetap menjaga profesionalisme. Ini memang tantangan yang rumit, karena terkadang semangat nasionalisme dapat mempengaruhi keputusan dan tindakan secara emosional pada tim U-23 itu sendiri.

Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan ini adalah melalui komunikasi yang jelas dan transparan. Itu saya yakin STY memiliki itu, seperti beredar video-video STY yang bercanda gurau dengan para pemainnya. STY pasti selalu berbuka berkomunikasi dengan tim tentang harapan, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam pertandingan atau timnya.

Selain itu, STY sudah menjadi contoh yang baik bagi timnya. STY sudah menunjukkan dedikasi, disiplin, dan etika kerja yang tinggi, sehingga dapat menginspirasi para pemain untuk mengikuti jejaknya. Dengan menjadi contoh yang baik, seorang STY dapat membantu menciptakan budaya yang positif dan membangun semangat tim yang kuat.

Dengan demikian, saya yakin, profesionalisme dan nasionalismenya STY pasti bersinergi dalam dirinya ketika bertanding lawan negara sendiri. Seorang STY pasti mampu menggabungkan nilai-nilai ini dengan bijak, agar dapat memotivasi tim untuk berkompetisi dengan semangat yang tinggi sambil tetap menjaga integritas. Saya bangga membaca kalimat ini  “olah raga adalah olah raga, pertandingan adalah pertandingan. Kami akan melakukan yang terbaik untuk besok” https://www.beritasatu.com/24/4/2024.  Saya yakin moment ini ada nilai-nilai positif pada STY untuk para atlit-atlit U-23 Indonesia untuk melawan Korsel. Semangat STY, anda pasti bisa!


*Gusti Omkang Hingmane (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta)
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post