(sudah dipublikasikan di Timor Express, Senin, 4 Januari 2010)
(Oleh: Gusti Omkang Hingmane,S.Pd.,Gr mahasiswa Bahasa Inggris,
Undana)
Tidak terasa
tahun 2009 telah berlalu dan kini kita telah memasuki tahun yang baru, yakni
tahun 2010. Selama 365 hari, kita sudah menjalani kehidupan ini dengan berbagai
dinamika. Tentu menjadi hal yang patut direnungkan dan dipelajari baik buruknya
untuk dapat melangkah lebih baik di tahun yang baru ini.
Bagi
orang berdasi yang berduit (tak peduli dengan cara haram atau halal untuk
mendapatkan duitnya), tahun lalu adalah tahun yang bahagia, tetapi yang menjadi
masalah adalah mereka tidak meneteskan sedikit air mata kepada orang-orang di
sekelilingnya yang berlinang air mata. Mereka hanya berfoya-foya dan bersenang-senang
dengan uang hasil curian. Berlinangnya air mata berarti tahun lalu adalah tahun
yang paling pahit bagi masyarakat kita. Masyarakat kita berharap dengan adanya
tahun baru ini, para “power man” kita diketuk hatinya agar menjadi superman
kembali untuk membuat suatu perubahan yang baru di awal yang baru sampai selama-lamanya,
pada suatu lembaran yang putih dan bersih ini. Karena masyarakat kita telah
disengat oleh kebijakan-kebijakan belaka yang telah dicetuskan oleh para
pencetus brilliant, bukan berarti melempar batu sembunyi tangan, tetapi harus diiringi
dengan tindakan-tindakan ril dalam memasyarakat dengan menunjukkan kekuasaan
yang peduli kepada masyarakat dengan menjadi Manusia Baru sebagai batu
loncatannya.
Manusia
baru disebut juga seseorang yang sudah lahir baru, seseorang yang sudah
dilahirkan kembali, tabiat baru seseorang percaya, seseorang anak Allah,
seseorang yang benar, seseorang yang berbudi, dan seseorang manusia Allah.
Dunia terlihat beda bagi Manusia Baru, walaupun dunia itu sendiri sebenarnya
tidak berubah. Dunia lama telah menjadi dunia baru bagi Manusia Baru. Manusia
baru yang kini hidup dalam sebuah kehidupan yang baru, yaitu sebuah kehidupan
di dalam Tuhan. Dengan berbalik untuk percaya kepada Tuhan, seseorang yang berdosa
akan dirubah menjadi seseorang tanpa berdosa,
seseorang Manusia Baru akan memiliki Roh Kudus di dalam dirinya. Manusia Baru
yang lahir dari Roh otomatis menghasilkan buah Roh: kasih, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Terhadap hal-hal ini tidak ada hukum (Gal. 5: 22-23)
Dalam agama Kristen, bagi manusia lama,
rohnya mati dan dia hidup dalam daging. Tetapi bagi Manusia Baru
dagingnya mati dan ia hidup di dalam Roh. Apa yang dilahirkan dari daging adalah
daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh (Yoh.3:6). Manusia Baru
hanya muncul apabila manusia lama lenyap. Banyak orang menyatakan dirinya
sebagai ciptaan baru tetapi masih bergumul dengan dosa di dalam dirinya. Dari
sisi yang satu, mereka percaya bahwa Yesus telah membebaskan mereka dari dosa dan
mereka telah memiliki tabiat yang baru, namun pada sisi yang lain mereka juga
mengakui bahwa mereka masih tetap memiliki tabiat lama di dalam diri mereka.
Dengan kata lain, sebelum mereka percaya kepada Tuhan, mereka hanya memiliki
satu tabiat lama atau si manusia lama. Ketika mereka percaya, maka mereka
berkata bahwa mereka telah memiliki tabiat baru, tetapi juga masih memiliki
tabiat lama. Alkitab berkata bahwa “seseorang yang bercabang hati itu tidak
tegas dalam segala langkahnya, maka janganlah seseorang yang demikian berharap
akan menerima apapun dari Tuhan” (Yak. 1:7-8).
Bilamana manusia baru benar-benar mengerti
statusnya, ia sangat dibantu olehnya di dalam kehidupanya sehari-hari. Adalah
menyedihkan melihat banyak manusia tidak menyadari akan status mereka, mengakibatkan
mereka hidup dalam suatu kehidupan yang penuh rintangan. Mereka datang kepada
Tuhan untuk memohon kelepasan, tetapi berakhir dengan keterikatan yang lebih
ketat daripada sebelumnya. Manusia baru masih bergumul dengan dosa bukanlah
manusia baru, atau ia adalah seseorang yang munafik. Lagipula, apabila
seseorang masih bergumul dengan dosa bagaimana ia dapat berkhotbah kepada
sesamanya bahwa Allah dapat menolong mereka untuk berhenti berbuat dosa?
Dirilkan ke dalam kehidupan kita seperti: bagaimana kita bisa mengajarkan orang
bahwa korupsi itu dosa padahal diri kita adalah koruptor kelas berat? Bagaimana
kita bisa memimpin orang lain apabila diri kita sendiri belum bisa dipimpin?
Bagaimana kita bisa mengajarkan kejujuran jika diri kita sendiri berlaku tidak
jujur? Dan masalah lain yang terindrai oleh penulis yang tidak dapat disebutkan
satu per satu.
Sangat
menyedihkan bahwa manusia baru di tahun lama menjadi barang langka yang sulit
ditemukan, yang bahkan dihilangkan statusnya, di samping itu, instansi yang adalah kumpulan orang-orang sekalipun
tidak dapat dipercaya. Lagi pula, reformasi yang diharapkan membawa perubahan
ternyata hanya berpengaruh pada permukaan saja. Pengumpulan fakta, pemantauan
pelanggaran hak-hak asasi manusia, pemilihan umum, korupsi, kebebasan informasi
hampir tak ada gunanya. Berpuluh pansus dapat dibentuk DPR, misalkan soal air
minum, hutan, dana pemilu, rombongan massal ke luar negeri, tetapi tidak ada manfaatnya,
karena uang hilang tidak kembali dan hukum tetap ditangan pengadilan.
Status Manusia yang Baru di sini merujuk kepada
keberadaan yang baru, karakter baru, dan kondisi yang baru. Namun,
timbul pertanyaan, hal lama apa yang telah lenyap? contoh nyatanya: karakter kita
masih lama, cara merasa kita masih lama, cara berpikir kita masih lama,
persepsi kita masih lama, hati nurani kita masih lama, dan hati keras kita
masih lama, roh kita masih lama, kehidupan kita masih lama (Rampen, 2003).
Semoga di awal
tahun yang baru ini, semua orang berubah menjadi Manusia Baru, bukan sedang
menjadi baru, atau dalam proses menjadi baru. Semua hal yang baru, yaitu
karakter yang baru (bukan kombinasi antara karakter lama dengan karakter baru),
cara merasa yang baru, cara berpikir yang baru, hati nurani yang baru, roh yang
baru, kehidupan yang baru dengan Tuhan di dalam hati baru.
Kesuksesan dan kegagalan selama tahun 2009 harus
dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita untuk bercermin, hal ini
memang perlu dan penting bagi setiap orang
yang mengingginkan perubahan dan perbaikan dalam hidupnya. Target dalam Hidup
Baru akan memberikan motivasi bagi setiap orang untuk memberdayakan potensi
Baru yang dimilikinya demi mencapai apa yang diinginkannya sebagai target. Abrahm
Lincoln berkata dalam Singh (2005:5)”saya memang seorang pejalan kaki yang
lambat tetapi tidak pernah berjalan mundur”.
Senada dengan Tony Robbins “Masa lalu tidak sama dengan masa depan”.
Dari pernyataan ini, penulis ingin katakan bahwa asalkan kita mau hidup di
tahun baru ini dengan Manusia Baru, dengan diikutsertakan pengoptimalisasian
potensi yang dimiliki. Dengan adanya Manusia Baru, rukun tetangga baru, rukun
warga baru, propinsi baru, bahkan dengan sendirinya negri pun ikut baru. Dengan
kata lain, manusia baru ada di mana-mana, dan kesejahtraan pun dapat kita
miliki. Selamat tahun baru 2010, dan jadilah Manusia Baru!