Tak Ada Dukungan


















Alfiana O. Amin Sina

(Mahasiswi Kebidanan dari STIKES Nusantara Kupang)


Pendaftaran di kampus Negeri maupun swasta sudah mulai dibuka. Aku masih belum bisa menentukan pilihanku, antara melanjutkan sekolah kedokteran atau mengambil profesi lain. Jujur, aku sangat ingin menjadi seorang dokter. Tetapi sayangnya, biaya untuk masuk kedokteran sangatlah mahal.


Ada begitu banyak beasiswa yang sudah aku ikuti, tetapi kemampuan otakku yang kurang mampu. Bukan hanya itu saja, desakan dari mulut orang tuaku, bahwa tidak boleh terlambat mendaftarkan diri di kampus. Agar mereka tenang, aku mencoba mengatakan dengan perlahan, aku sedang mengikuti tes beasiswa agar bisa masuk di kedokteran. Semua ini demi mengurangi biaya dari orang tuaku.


“Apapun alasannya, kamu tidak boleh kuliah jauh. Nanti sakit siapa yang urus? Kamu harus kuliah dekat-dekat sini, agar ayah dan ibu bisa menjengukmu”, begitulah kata orang tuaku.


Dalam suasana ini, kadang-kadang, aku cuma menyampaikan apa yang seharusnya aku pilih.


Aku ingin sekali menjadi seorang dokter. Itu sudah dari dulu. Kenapa kalian tidak mendukungku untuk mendapatkan beasiswa tersebut? Itu cita-citaku”, kataku kepada orang tuaku.


Setelah perdebatan itu, akhirnya aku memutuskan ingin berkuliah di Jogja dengan jurusan yang aku ambil, yaitu Radiologi. Tetapi itu dengan jalur beasiswa. Tetapi, hasilnya pun  sama. Orang tuaku tidak setuju aku berkuliah di Jogja. Mereka lebih memaksaku untuk kuliah di Kupang. Ada juga banyak hasutan dari keluargaku bahwa aku jangan jauh-jauh. Di  Kupang saja, agar bisa bersama anaknya. Aku lebih tambah kecewa kepada orang tuaku, yang lebih memilih mendengarkan mulut orang lain dari pada anaknya sendiri.


Akhirnya, aku menangis sejadi-jadinya.  


Aku ikut mau kalian dengan berkuliah di salah satu universitas yang di Kupang. Tetapi, kalian harus mengurus semuanya. Aku tidak mau mengurus itu. Itu bukan mauku.”, jelasku sambal menganis-nangis dengan nada kecewa.


Carilah jurusan kedokteran yang ada di Kupang. Ayah dan ibu akan berusaha membiayaimu.”, kata orang tuaku.


Ah, sudahlah. Tidak usah. Aku akan masuk di kampus swasta dengan mengambil jurusan bidan, tetapi diploma 3. Apakah kalian setuju?” tanyaku kepada orang tuaku.


Semua tergantung kamu saja. Hanya saja, kenapa kamu tidak ambil perawat saja, yang cocok dengan SMK yang sudah kamu jalani selama ini”, tanya orangtuaku.


Aku ingin cepat-cepat bekerja”, jelasku dengan tegas.


Setelah obrolan kecil itu pun usai, aku mulai menerima keadaan bahwa aku memang tidak bisa berbuat semauku. Semuanya harus diatur oleh kedua orang tuaku.


Akhirnya, setelah kejadian tersebut, aku diterima di salah satu kampus swasta di Kupang dengan jurusan yang diambil adalah kebidanan. Aku mengikuti semua tes dan juga PKKMB. Semua berjalan dengan baik. Aku dinyatakan lulus seleksi dan sudah resmi jadi mahasiswa. Aku sangat senang dan juga terharu. Walaupun ini bukan jurusan yang aku mau, tetapi setidknya, aku masih bisa kuliah.


Untuk teman-temanku yang bingung ingin melanjutkan study dimana, coba diskusikan bersama orang tua atau orang terdekatmu. Dan jangan lupa, beri pengertian agar kamu tidak kecewa nantinya.

2 Comments

Post a Comment
Previous Post Next Post