Mencerdaskan Anak-anak Terluar

(Oleh: Gusti Omkang Hingmane, S.Pd.,Gr, alumnus FKIP Bahasa Inggris, UNDANA)


Program Maju Bersama Mencerdasarkan Indonesia (MBMI), dapat dikata, adalah program yang sangat luar biasa, cemerlang, dan berkualitas. Hal itu sepatutnya, saya ucapkan terima kasih kepada pihak Kementerian Pendidikan. Mengapa? Karena program ini sangat baik untuk saya. Katakanlah, saya dapat membenah diri, membentuk diri dan kemudian menjadikan saya sebagai calon guru yang profesional. Itu hanya ada di tempat --Kabupaten Dogiyai-- mengajar saya. Tempat yang sangat tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) Dalam pada itu, program ini memaksa saya untuk berpikir dan bekerja lebih keras. saya harus dapat menjadi lilin yang dapat menerangi kegelapan. Banyak fenomena yang secara logika, masih di luar jalur. Belum sepenuhnya dijamah. Perlu diperhatikan yang lebih serius lagi. Dan, di situlah saya memberikan banyak hal untuk dijadikan contoh. 
       
Sekolah yang saya tempati berdasarkan Surat Keputusan Dinas Pendidikan Kabupaten Dogiyai untuk penempatan guru SM-3T, adalah SMP YPPGI Golgota Ikrar, di Desa Idakebo, Distrik Kamuu Utara. Di sekolah ini, terdapat 5 rombongan belajar. Kelas VII terdapat dua rombongan belajar, kelas VIII terdapat dua rombongan belajar, dan kelas IX terdapat satu rombongan belajar. Jumlah keseluruh siswa/siswi adalah seratus lima belas (115) orang. Sedangkan jumlah gurunya ada lima belas (15) orang (termasuk guru SM-3T), dan ada dua (2) pegawai. Fenomena Pendidikan Banyak kendala yang saya temui selama berada di SMP YPPGI Golgota Ikrar. Baik dari siswa/siswi maupun dari guru. 

Fenomena Pendidikan
Pertama, rincian persoalan yang ada pada diri siswa/siswi: (1) mereka yang pergi ke sekolah hanya sesuka hati; (2) untuk mengajar mereka, kalau guru menggunakan Bahasa Indonesia sungguh sangat sulit untuk dipahami oleh siswa/siswi; (3) mereka yang melanjutkan pendidikan di sekolah menengah ini, masih terdapat banyak yang belum dapat membaca secara benar dan tepat; (4) buku yang digunakan siswa untuk mencatat dan mengerjakan tugas semua pelajaran, hanya satu buku, alias digabung semua; (5) mereka tidak menerima siapa pun guru yang ingin mengajar, di saat tidak ada jam mengajar yang ada di roster pelajaran; (6) kebersihan mereka pun sangat memprihatinkan; (7) kesukaan mereka hanya bermain bola atau alias di luar kelas; (8) etika mereka sungguh sangat susah dibentuk. Disuruh pun, kebanyakan mereka melawan (saya sendiri pernah dikejar menggunakan parang); (9) mereka disuruh mengerjakan tugas, banyak yang tidak mengerjakan, dan (10) mereka malu untuk aktif (bertanya, dan tampil di depan). 

Kedua, dari guru: (1) banyak guru asli yang mengajar sesuka hati. Lebih sibuk untuk kepentingan pribadi mereka; (2) banyak guru yang belum mengerti tugas pokok, apalagi wali kelas. Mereka cuma tahu, hanya mengisi nilai di rapor; (3) banyak guru mengajar tanpa ada daftar hadir dan daftar nilai; (4) banyak guru yang mengajar tanpa mengikuti jadwal pelajaran; (5) kegiatan belajar mengajar pun tanpa ada piket guru yang mengawasi; (6) ujian semester pun, mereka selalu menulis di papan tulis; (7) jumlah soal pun, kebanyakan tergantung dari jumlah dana yang ada; (8) soal ujian pun, banyak guru tidak mengerti untuk menyusun soal. Tidak ada kaitan dengan pelajar, banyak dibuat (sebagai contoh: pelajaran fisika, yang ditanyakan, siapa nama kepala dinas pendidikan kabupaten Dogiyai?) (9) mereka tidak punya RPP untuk dijadikan pedoman untuk mengajar; (10) mereka mengajar pun, kebanyakan hanya menyuruh siswa/siswi mencatat, tanpa ada penjelasan. 

Semua hal yang di atas itu, saya dipaksa untuk berpikir dan bekerja lebih keras. Apalagi saya mendapat kepercayaan menjadi Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum. Dalam posisi ini, saya membuat berbagai cara untuk lebih mengaktifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan semua administrasi sekolah. Program kerja yang saya buat selama berada di SMP YPPGI Golgota Ikrar, antara lain: 1) bersama kepala sekolah mengadakan rapat untuk bagaimana lebih mengaktifkan KBM, dengan berbagai penjelasan bahwa, anak didik butuh didikan; 2) saya membuat jadwal pelajaran, jadwal les, jadwal ujian semester, dan jadwal ujian sekolah; 3) saya membuat format penilaian sekaligus daftar hadir untuk siswa yang dibagikan kepada semua guru; 4) saya bersama rekan guru yang lain membuat struktur organisasi sekolah, dan kemudian dirapatkan untuk penjelasan bagaimana fungsi yang seharusnya, ketika menjabat suatu jabatan; 5) saya bersama rekan guru yang lain juga membuat jadwal piket guru, dimana untuk membantu kegiatan KBM; 6) saya mengerjakan dan memprint Surat Keputusan untuk mengajar, dimana dapat digunakan oleh semua guru untuk kepentingan kenaikan pangkat; 7) saya juga membuat surat panggilan untuk siswa-siswi yang pemalas masuk sekolah; 8) saya bersama rekan guru yang lain membentuk panitia ujian, baik itu ujian semester maupun ujian sekolah dan Ujian Nasional. 

Tentu, dalam menjalankan semua tugas itu tidak gampang. Apalagi, saya adalah guru yang masih muda belia. Banyak pengalaman dan keterampilan yang tidak dimiliki. Dalam pemahaman saya, walaupun hal-hal itu ada pada saya, tetapi segudang ilmu pengetahuan yang dimiliki, saya yakin dapat berguna untuk para mutiara hitam. Dari pada semuanya itu, saya menyampaikan bahwa, semangat terus rekan-rekan guru SM-3T di mana saja berada. Semua pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, sangat dibutuhkan anak didik kita di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Kekurangan teman-teman (kita-red) adalah kesempurnaan mereka. Mari, kita Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Salam MBMI!

7 Comments

  1. Terima kasih abang Rey Mata Hine. Mari kita bergandeng tangan untuk memajukan NKRI. Salam MBMI

    ReplyDelete
  2. MBMI, Pa Harus kembalih ke Papua karna Mutiara Hitam di Papua menanti kembali kehadiran mu!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak Armi Welem. Iya, apa kabar? oh iya, pasti saya kembali tu. hehehehehe

      Delete
  3. Gitukah? Iya, terima kasih. Iya, saya sering ke teman2 guru di SMPN 1 Dogiyai tu. Hanya, saya yg belum kenal anda.

    ReplyDelete
Post a Comment
Previous Post Next Post